Monday, August 22, 2016

The power of kampret

Aku Rizki SW, sebenarnya sekarang aku sedang tidak ada ide untuk bahan blogku, bagaimana jku akan menceritakan kisah pertemananku yang sangat rumit.
***
Hidupku sangatlah rumit dalam masalah pertemanan, aku selalu jadi korban dalam kata “teman”. Dulu aku adalah anak ceria penuh dengan cinta disekitarku, tapi itu sebelum negara api menyerang dan seorang avatar bernama Aang menyelamatkan desaku.
Aku adalah tipikal orang yang mau melakukan apapun demi sebuah pertemanan, itu dikarenakan aku tidak memiliki seseorang yang benar-benar layak dipanggil teman. Hal ini dimulai dari hari pertama aku duduk dibangku esema, kebanyakan orang berteman denganku karna membutuhkanku dalam beberapa hal, itu layak mereka dapatkan karena mau menjadi temanku, tapi mereka sudah bukan temanku disaat meninggalkanku sendirian didunia yang terus berputar ini, aku melakukan semua hal gila yang bisa membuatku memiliki teman walau hanya untuk beberapa menit sampai uangku habis, aku menipu ayah dan ibu ku untuk mendapatkan sedikit uang yang akan kugunakan untuk dihabiskan bersama teman, tapi aku sadar akan hal itu, dan aku memutuskan mencari teman dengan cara lain, aku mulai berpikir ”jika menjadi orang baik akan sepahit ini, kenapa tak coba menjadi orang jahat”. Dan ya, aku mendapatkan teman dalam sekejab, aku berkeliaran saat jam pelajaran bersama teman-teman, itu hal  terindah yang bisa kulakukan saat itu, semakin hari aku semakin nakal dan tak terkendalai membuat aku berani bertindak lebih jauh. Tak bisa kuceritakan disini, itu sangat jahat, tidak berperasaan. Tapi lagi-lagi aku sadar, jika aku salah bergaul maka aku yang akan rugi nantinya, tapi aku terus melakukan hal-hal jahat,sampai aku dikeluarkan dari esema.
Sebagai tanda menyesal atas prilakuku, aku ingin menjadi orang yang lebih baik, aku ingin menjadi orang yang terlihat humoris, penuh tawa, dan keren disekolah baruku, selama dua hari aku mempelajari suasana kelas baru ku bersama orang yang ku anggap asing, atau orang yang menganggapku sebagai orang asing, ada yang mengajakku ngobrol, dia ketua kelasku, itu aku ketahui sehari setelahnya, bersekolah disana dengan sifat baru yang kuciptakan membuatku banyak kenalan disana, aku mulai memakai nama Rihamu sebagai nama panggilanku, aku disenangi banyak orang disana, mereka semua orang baik, disanalah aku menemukan sahabatku, mereka adalah Ida, Ira, Khadafi, Tajjul, Dan beberapa orang mantan. Aku sangat gembira pernah sekolah disana, menjadi orang humoris menjadikanku banyak teman, sehingga aku jadi malas untuk belajar, dan lagi-lagi aku harus pindah sekolah.
Hari pertama disekolah baruku yang kedua sangat cair, itu dikarenakan beberapa teman esempe ku ada disana, disanalah aku temukan arti dari teman bermain, aku selalu ngumpul bersama menikmati lebih dari secangkir kopi,menginap bersama, bahkan sampai pergi seminar bersama,pertama dalam hidupku, hari-hariku begitu indah, tapi hal buruk kembali terjadi. Hari itu hari minggu, aku dan temanku telah membuat rencana untuk jogging bersama dua hari sebelumnya, pagi itu jam 7 aku keluar dari pintu rumahku, telpon masuk dari temanku, mereka menanyakan keberadaanku,aku menghidupkan motorku dan bergegas kerumahnya secepat mungkin agar dia tidak lama menunggu jemputan dari ku, seperti biasanya, tapi hari ini berbeda, aku kecelakaan tepat di belakang rumahnya, aku menabrak polisi tidur yang lumayan tinggi, walau polisi tidur itu tak sampai terbangun, aku bersama motorku telah berserakan dijalanan, seorang warga yang tinggal dan menyaksikanku lansung membawa ku kerumahnya dan anak-anak perempuannya memberi alkohol pada lukaku, sesekali aku merasakan pedih disetiap usapan tangannya, saat itu juga aku merasakan kakiku tak bisa digerakkan, tak bisa bertumpu untuk berdiri, dan aku hanya tidur saja di teras rumah orang yang baik hati itu, bergegas aku menelpon temanku, memberikan informasi keberadaanku dan musibah yang kualami serta minta maaf tak bisa ikut bersama mereka, dan tak ada respon sedih atau peduli dari dia, akupun menghubungi ibu ku untuk menjemput dan membawaku ke rumah sakit.
Seninnya, adalah hari dimana ujian nasional diselenggarakan serentak, aku kesekolah dengan mobil dan kursi roda tepat dikursi belakangku, aku diturunkan, tak ada seorangpun menyampiriku atau menanyakan kabarku, mereka hanya melihatku dari jauh, bahkan saat masuk ruangan, tak ada yang mau memapahku, bahkan kulihat teman yang hendak aku jemput kemarin hanya lewat didepanku tanpa senyum sedikitpun, hari berlalu begitu cepat dan akupun sembuh, saat itu baru aku sadar akan hal yang selama ini selalu aku pertanyakan, temanku hanya berteman denganku karena aku memberikan tumpangan pada motorku, saat aku duduk dikursi roda mereka tak membutuhkanku, hal miris yang kurasakan adalah mereka mulai merbicara saat aku sembuh, dan aku menjauhi mereka sampai sekarang, terkadang aku merasakan sepi, aku kehilangan sesuatu dalam hidupku,teman.
Tak ada teman yang benar-benar akan menemaniku dalam segala situasi.
Ada beberapa orang yang membantuku disaat aku susah, bahkan teman yang kusebutkan tadi.
Tapi aku selalu sepi.
Maukah kau menjadi temanku?

***



0 comments:

Post a Comment